Program yang dilaksanakan untuk mengimplementasikan SDGs di bidang energi yang bersih dan terangkau adalah memastikan persediaan energi yang bersih dapat terjangkau.
Tujuan pemerintah, adalah untuk mewujudkan energi bersih dan terjangkau, energi terbarukan serta menggunakan teknologi bahan bakar fosil yang lebih bersih.
Tahukah Anda mengapa energi yang bersih itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan mendatang?
Perlu diketahui, bahwa energi yang bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia, di mana pada masa yang akan mendatang distribusi penyedia energi bersih akan menjadi hal krusial. Karena persedian kebutuhan energi akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Maka dari itu, kita harus mencari energi alternatif karena untuk menjunjung kehidupan yang berkelanjutan kedepannya agar ketersediaannya tetap stabil. Karena persediaannya yang sekarang sangatlah terbatas.
Pemerinta juga terus berupaya dalam pencapai SDGs nomor 7 ini dengan memastikan masyarakat memiliki akses energi yang terjangkau handal dan berkelanjutan serta modern. Selain Pemerinta juga menerapkan kebijakan energi berkeadilan dalam penyediaan energi berkelanjutan dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk memastikan keberhasilanya kementarian ESDM membuat sasaran untuk lima tahun kedepan dan berupaya mencapainya, antara lain sebagai berikut;
- Memenuhi kebutuhan listrik melakui penuntasan program 35.OOO MW dengan memanfaatkan sumber energi bersih dan terbarukan.
- Mendorong pengembangan dan pemanfaatan biodiesel sebagai upaya untuk mengurangi emisi DRK dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
- Konstribusi transmisi listrik dan gas untuk mendukung sector pariwisata.
- Meningkatkan kewajiban pasar domestic batubara (Domestic Markeet Obligation/DMO).
- Edukasi masyarakat melalui sosialisasi untuk mendukung proses pelaksanaan kebijakan
Kementerian ESDM menggunakkan Sebagian besar anggarannya untuk menberlanjakan fasilitas Teknik seperti sumur bor untuk daerah sulit air bersih. Tetapi empat tahun terakhir subsidi dana tersebut di alihkan untuk sektor yang lebih produktif. Seperti mengembangkan kendaraan listrik ini juga berdampak dalam pengurangan pengguaan bensin.
Taukah Anda bahwa energi terbarukan ini sangat menjanjikan, waupun masih memiliki porsi yang sangat kecil. Namun, dampaknya sudah dirasakan oleh masyarakat sendiri akan pentingnya beralih dari bahan fosil ke sumber-sumber energi bersih.
Tetapi itu juga masih menjadi tentangan yang sangat besar bagi pemerintah. Oleh karena itu pemerintah membuat kebijakan strategis yang dapat diterapkan diantaranya:
- Pelaksaan program mandatori B3O untu seluruh sektor, yang diikuti dengan pengembangan uji coba biodiesel sebagai pengganti solar fosil dengan teknologi pengembangan B100.
- Pencampuran bahan bakar minyak RON 92 di jawa timur dalam rangka upaya pengadaan bahan bakar nabati jenis bioethanol, sesuai peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2015.
- Percepatan pembangunan PLTSa di 12 kota terpilih, sesuai amanat pada peraturan presiden nomor 35 tahun 2018 tentang percepatan program pembangunan PLTSa.
- Mendorong pemanfaatan PLTS atap sesuai amanat peraturan Menteri ESDM nomor 49 tahun 2018 tentang penggunaan system pembangkit listrik tenaga surya atap oleh konsumen PLN.
- Mempermudah proses birokrasi melalui aplikasi perizinan online ESDM yang terintegrasi dengan data sumber daya alam,operasional,produksi,pemasaran/penjualan setiap jenis energi.
- Meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan untuk melindungi ketergantungan pada fosil, yang berdampak kepada meningkatkanya stabilitas ekonomi Indonesia.
Jadi, ini lah sebab mengapa energi yang bersih itu menjadi prioritas utama untuk penggerak roda ekonomi dan juga energi agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, serta dapat di gunakan untuk kegitan industry dan sebagainya.
Energi yang bersih juga dapat menciptakan masa depan yang cerah. Dengan cara menggunakan energi terbarukan dengan teknologi yang yang lebih bersih, masa depan yang cerah terbentang dimasa yang akan mendatang.
Oleh:
Juani Pransista
Mahasiswa STEI SEBI
