Proyek Mangkrak di Ancol, Konflik Stadium Kelas Internasional Jadi Sorotan

by -21 Views
ancol

RadarKota – Mantan Komisaris Utama dan Independen PT Pembangunan Jaya Ancol, Thomas Trikasih Lembong, belum lama ini menyebut sejumlah proyek di kawasan Ancol mangkrak akibat ketidakmampuan manajemen mengelola aset.

Proyek tersebut seperti pembangunan hotel bintang lima persis di samping Putri Duyung yang terbengkalai. Selain itu, Thomas juga menyinggung pengelolaan ABC Mall atau Ancol Beach City yang berada di kawasan Pantai Karnaval Ancol, hingga pembangunannya yang disebut berkualitas buruk.

Dikatakan Thomas, operasional aset yang pengelolaannya dipegang oleh dua pengusaha berkongsi ini terpaksa mandek lantaran adanya konflik internal.

“Padahal dulunya mal ini sempat pamor lantaran menjadi lokasi konser sejumlah musisi internasional. Lalu berantem dua pengusaha itu, akhirnya mangkrak,” ucap pria yang sempat menjabat Menteri Perdagangan, Senin, 5 Juni 2023.

Selanjutnya, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ini juga menyampaikan adanya sengketa aset Sea World Ancol hingga disidangkan di Mahkamah Agung (MA). Pembangunan akurium ini adalah hasil kongsi Ancol dengan Lippo Group yang semula berjalan baik malah berujung sengketa. Ancol lah yang memenangkan sidang di MA.

“Ancol ini tidak berkembang. Banyak proyek gagal, mangkrak, atau bermasalah di Ancol,” ucap Thomas.

Terkait pengelolaan ABC Mall atau Ancol Beach City, Hendra Lie, pengusaha sekaligus Bos Mata Elang Internasional Stadium (MEIS) menyebut semua berubah saat terjadi sengkarut kerja sama pengoperasian sebagian bangunan Music Stadion antara PT Pembangunan Jaya Ancol (PJA) dengan PT WAIP dan perusahaan yang menaungi manajemen stadium tersebut.

Konflik akhirnya menyeret nama besar seperti eks Dirut PT PJA Budi Karya Sumadi (BKS) dan Dirut PT WAIP Fredie Tan (FT). Bahkan Hendra Lie sebagai pemilik perusahaan mengaku dirugikan nyaris Rp300 miliar akibat sengketa ini.

Terbaru, pembangunan dan pengelolaan Ancol Music Stadium di Ancol Beach City diduga berindikasi kuat merugikan keuangan negara ratusan miliar rupiah.

Terkait musibah yang menimpanya tersebut, Hendra kembali bersuara betapa sulitnya meraih keadilan di negeri ini.

“Di usia saya saat ini, sebenarnya sudah lelah mencari keadilan atas apa yang saya alami. Semua saya pasrahkan pada kebaikan Tuhan saja. Investasi lebih dari Rp300 miliar seakan melayang begitu saja,” katanya.

Dirinya berpendapat bahwa hukum di Indonesia sudah tumpul keatas dan hanya tajam ke bawah, khususnya bagi investor seperti dirinya.

“Selama 13 tahun saya menjadi korban kejahatan dua oknum yang sepertinya kebal hukum. Padahal salah satu diantaranya ini pernah jadi tersangka namun di SP3 oleh Kejaksaan Agung jaman Jaksa Agung Prasetyo. Saya kini hanya berharap apa yang saya alami tidak terjadi pada para investor lainnya,” ujarnya.

Pernyataan pengusaha HL bahkan nyaris terbukti saat Thomas Trikasih Lembong menyebut bahwa politik internal BOD Ancol untuk kepentingan pribadi atau kelompok, hingga sejumlah proyek di kawasan Ancol mangkrak akibat ketidakmampuan manajemen mengelola aset. Salah satunya pembangunan Ancol Beach City (ABC) Mall yang kualitasnya buruk.

Tak cuma itu, Ombudsman RI pun sudah mengeluarkan surat rekomendasi adanya maladministrasi terkait perjanjian kerja sama antara PT PAC dengan beberapa pihak pelaksana proyek. Sayangnya, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tidak merespon positif temuan Ombudsman tersebut.

Leave a Reply