Lestarikan Sejarah Industri Musik Indonesia, Holding Danareksa Revitalisasi Lokananta

by -15 Views
lokananta
Dari kiri ke kanan, Direktur Utama PT Indra Karya (Persero) Gok Ari Joso Simamora, Direktur PT Indra Karya Eko Budiono dan Executive Vice President Corporate Secretary PT Indra Karya Okky Suryono , saat peresmian Lokananta Reload di Solo, Sabtu (3/6/2023) | Foto: Humas Indra Karya

RadarKota – Sebagai bangunan historis awal lahirnya industri musik Indonesia, studio rekaman Lokananta kini resmi menjadi creative dan commercial hub berbasis musik pertama di Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan Lokananta dengan wajah baru setelah direvitalisasi oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebagai bagian dari Holding Danareksa.

“Wajah baru dari Lokananta merupakan momentum untuk meningkatkan musik tanah air. Upaya ini kami persembahkan untuk komunitas musik Indonesia khususnya Solo dan Jawa Tengah agar semakin optimal berkarya di Tanah Air,” kata Erick, ditulis Sabtu 10 Juni 2023.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi menyampaikan, nilai sejarah dalam studio rekaman Lokananta tidak akan hilang. Namun, justru diperkuat sebagai wadah kreatif yang melibatkan komunitas musik dan masyarakat sekitar.

Ia juga berharap, hasil proyek selama enam bulan oleh PPA ini bisa membuat Lokananta menjadi bisnis yang berkelanjutan dengan lima pilar yaitu, museum atau galeri, arena pertunjukan atau teater, area kuliner, dan galeri UMKM.

Senada, Direktur Utama PT Indra Karya (Persero) Gok Ari Joso Simamora yang merupakan bagian dari Holding Danareksa juga turut hadir mendukung peremajaan Lokananta sebagai epicentrum budaya musik tanah air.

“Dengan beberapa penyesuaian, selain memajukan industri musik di Solo dan Jawa Tengah, bisnis berkelanjutan yang akan digaungkan bisa menjadi penghasilan baru bagi masyarakat di sekitar, khususnya pekerja seni pelaku UMKM,” kata Gok Ari.

Ia juga mengatakan, berkat revitalisasi, Lokananta bisa menjadi pusat kreativitas seniman Indonesia, sarana ekspresi dan pengembangan diri bagi masyarakat.

“Selain itu, sudah banyak musisi legendaris Indonesia yang menjadikan Lokananta sebagai tempat rekaman dan menghasilkan keping piringan hitam-hitam seperti, Ismail Marzuki, Waljinah, Bing Slamet, Titiek Puspa yang ikut meramaikan peresmian hari ini, Glen Fredly, dan Slank,” ujarnya.

Tokoh-tokoh legendaris ini, lanjut Gok, bisa dijadikan panutan agar di masa mendatang, musisi-musisi generasi baru di Indonesia memanfaatkan Lokananta dengan sebaik-baiknya dalam proses berkembang.

“Sesuatu yang bersejarah perlu terus dioptimalkan agar mencetak sejarah-sejarah baru yang membanggakan Indonesia di masa mendatang,” tuturnya.

Sebagai informasi, Lokananta merupakan perusahaan rekaman pertama dan terbesar di Indonesia yang didirikan oleh R Maladi pada 1956. Sebagai ‘Titik Nol’ musik Indonesia, Lokananta sempat mengalami kejayaan pada tahun 1970-1980-an dengan mengorbitkan sejumlah legenda musik Indonesia, seperti Gesang, Waldjinah, Bing Slamet, Titiek Puspa, dan Sam Saimun.
Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi, Lokananta sempat tertinggal sampai vakum dan terbengkalai pada era 1990-an. Kemudian pada tahun Pada 2022, Kementerian BUMN melalui PT Danereksa (Persero) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan revitalisasi Lokananta yang memiliki luas 2,1 hektare.

Pembangunan fisik Lokananta dimulai pada November 2022 yang ditandai dengan perhelatan Lokananta Reload pada 27 November 2022, dan dapat diselesaikan dalam waktu hanya enam bulan.