DPR: Swasembada Gula kok impor, logikanya dari mana?

by -92 Views
gula 2
gambar ilustrasi

RadarKota – Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron mengungkapkan, target swasembada gula telah dicanangkan sejak lama, namun tidak kunjung tercapai akibat tidak adanya keseriusan dari pemerintah salah satunya terkait penambahan area lahan perkebunan tebu.

“Dari dulu seperti itu, dulu ada program swasembada Pajale, padi, jagung dan kedelai, tapi lahannya itu-itu saja tidak ada niatan serius menambah lahan yang hasilnya antar satu komoditas saling beradu. Kedelai produksinya naik tapi pakai lahan padi akibatnya produktivitas beras turun, jagung produksi naik tapi pakai lahan kedelai, akibatnya kedelai produksinya turun lalu impor untuk nutup kebutuhan,” kata Herman, Rabu, 19 Oktober 2022.

Bahkan Herman mengkritik rencana pemerintah yang akan mengeluarkan aturan Peraturan Presiden tentang Percepatan Swasembada Gula, namun justru memberikan kuota impor gula kristal putih (GKP) dan/atau gula kristal mentah (raw sugar) khusus kepada PTPN III.

“Swasembada kok impor, logikanya dari mana? Kalau tujuannya mereka dapat kuota impor misal 100 ribu ton keuntungannya kan besar itu, nah keuntungan yang dihasilkan untuk menambah lahan tebu, lahan tebu nya diperluas, lahannya di mana? kalau pun itu harus dilakukan, itu akan membuah lahan pertanian lain yang digunakan, alih fungsi lahan, yang saya bilang tadi di awal, nanti tebu nya naik, jagungnya anjlok, kedelainya anjlok, berasnya yang anjlok, masalah lagi kan. Disini kami lihat tidak akan keseriusan, kemarin ramai buat food estate, sudah bertahun-tahun ton food estatenya tidak ada yang berhasil, ada lagi buat food estate luas di Kalimantan pun sampai sekarang tidak ada efeknya sebagaimana yang diharapkan,” ujar Herman.

 

Leave a Reply