Abu Nashr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Takhan Al-farabi merupakan salah satu tokoh psikologi Islam, beliau lebih dikenal sebagai Avicenna dalam ilmuwan barat.
Sumbangsihnya pada dunia psikologi adalah mengenai penggunaan seni pada terapi. Avicenna mengembangkan beberapa Art Psychotherapy, yaitu musik, yang dapat mempengaruhi indrawi, menghilangkan kecemasan yang ada di dalam jiwa, dan menimbulkan kebahagiaan, puisi atau sastra dan melukis yang dapat membantu dalam mengungkapkan emosi dan mengurangi atau mengobati stress.
Istilah terapi seni, yang secara verbal terdiri dari kata terapi dan seni, secara nyata menggabungkan dua jenis disiplin ilmu, yaitu seni (art) dan psikologi. Terapi memiliki maksud lebih luas dari hanya sekedar pengobatan atau perawatan. Terapi dapat memberikan kesenangan baik fisik maupun mental seseorang.
Pengertian seni itu sendiri adalah segala macam bentuk keindahan yang diciptakan oleh manusia sehingga menimbulkan kenikmatan dan kepuasan tersendiri. Seni merupakan suatu tindakan batin yang dituangkan kedalam bentuk karya nyata. Seni mampu menghidupkan perasaan bagi si pembuat ataupun orang yang melihat maupun mendengar.
Islam adalah agama yang fitrah, dan Allah sangat menyukai keindahan. Manusia pada dasarnya dianugerahi Allah potensi untuk dapat menikmati dan mengekspresikan keindahan. Maka mustahil apabila Allah yang menganugerahkan manusia potensi tersebut, kemudian Ia melarangnya.
Hal ini juga sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk lain. Seni Islami memiliki dasar yang jelas dalam menumbuhkan proses kreatif dalam berkarya. Karya seni Islami harus memberikan arah tujuan kehidupan manusia yang lurus sesuai fitrah manusia.
Sifat seni adalah netral, maka seni dapat dijadikan sebagai sarana untuk mencapai kebaikan (amal salih), namun bisa juga sebagai sarana kerusakan. Islam memandang seni sebagai ibadah, apabila dikerjakan dengan kerangka etika.
Oleh karena itu, seni menjadi haram apabila dilakukan tidak sesuai dengan syariat Islam berapa aturan yang harus dipegang dalam berkesenian menurut Islam, yaitu tidak boleh menggambar hal-hal yang berbau porografi dan bernyawa menyerupai ciptaan Allah.
Selain itu, tidak boleh menciptakan hikayat yang menceritakan dewa-dewa, atau mengkritik Tuhan. Kemudian tidak boleh menyanyikan lagu yang berisi kata-kata tidak sopan. Tidak boleh berpelukan antara laki-laki dan perempuan dalam tarian atau drama, dan tidak boleh menampilkan drama dan film yang menceritakan tentang kekerasan, kebencian, atau kekejaman.
Menurut Avicenna tentang terapi menggunakan musik, karena kegemaran manusia terhadap melodi dan musik bersifat instignatif sehingga kita tidak memerlukan belajar. Itulah sebabnya kita sering terlena saat mendengarkan musik dan mempunyai efek positif terhadap jiwa. Terapi ini telah membantu banyak pasien yang rata-rata mengalami Skizorfenia, Bipolar disorder dan terutama pada gangguan kecemasan atau enxiety.
Secara psikologis, terapi musik mampu menurunkan kecemasan pada pasien di ruang intensif sedangkan dari segi fisik terapi musik dapat menurunkan berbagai parameter fisik yang berhubungan dengan kecemasan seperti tekanan darah sistoli diastolik, laju pernapasan, suhu, denyut jantung, dan SpO2.
Jenis musik yang digunakan pada penelitian antara lain musik barat, musik klasik cina, musik suara alam, dan musik religious dipilih sesuai preferensi musik masing-masing pasien. Selama proses terapi berjalan, pasien berbaring di tempat tidur dengan lampu redup dan suhu diatur pada 26°C, selain itu tidak ada intervensi atau instruksi yang diberikan selama periode terapi musik diberikan.
Terapi melalui lukisan juga menjadi daya tarik Avicenna untuk melakukan perkembangan pada terapi yang ia terapkan, terapi ini akan mengobati depresi, stres, dan enxiety. Endapan batin yang selama ini membludak dalam aspek ketidaksadaran, di keluarkan dalam bentuk karya visual. Maka hal ini dapat menjadi sebuah jalan agar keseimbangan dalam aspek ketidaksadaran menjadi seimbang atau stabil kembali, sedikit demi sedikit.
Sehingga pada saat terapi berlangsung, pasien sebisa mungkin dicegah untuk kembali menumpuk endapan emosi dalam batinnya. Agar keseimbangan dalam aspek ketidaksadaran yang telah tercapai tidak kembali mengalami overloading. Selain hal tersebut juga terdapat warna, pada aspek pemilihan warna apakah seseorang akan memilih.
Pada pengamatan penulis, warna juga turut memberi informasi tentang keadaan mental pasien. Umumnya, pada tahap awal terapi pasien cenderung memilih warna-warna yang mengarah ke warna-warna gelap. Kemudian, berangsur-angsur apabila proses terapi berjalan dengan lancar, maka akan tampak pula perubahan pada warna-warna yang digunakan.
Dengan kata lain, apabila terjadi perbaikan maka kualitas kondisi kejiwaan pun kan semakin membaik, hal ini akan direspon oleh sisi kejiwaan manusia dan direpresentasikan melalui warna.
Dan yang terakhir, terapi Psikologi sastra. Adalah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Melalui karya-karya sastra bisa mengatasi beberapa penyakit kejiwaan yaitu mengobati depresi dan kesedihan, meringankan stres dan kecemasan, dan mengatasi trauma.
Karya sastra seperti puisi, cerita dan lain-lain banyak melakukan efek yang positif seperti membantu seseorang mecari makna hidup, meningkatkan kesadaran spiritual, meningkatkan rasa syukur, membantu mengelola emosi, dan mengembangkan empati. Dalam melakukan proses terapi yang tergolong tidak sulit kita bisa mencoba membaca sastra yang inspiratif, menulis puisi atau cerita, diskusi grub tentang karya sastra, melakukan analisis padda akrakter dan plot.
Meskipun sifat-sifat manusia dalam karya sastra bersifat imajiner, tetapi di dalam menggambarkan karakter dan jiwanya pengarang menjadikan manusia yang hidup di alam nyata sebagai model di dalam penciptaannya.
Art Psychotherapy memang banyak memiliki tokoh, namun salah satu tokoh islamnya adalah Avicenna. Ini dapat membuktikan bahwa agama Islam tidak melarang seseorang mendalami seni, selama itu mendorong kepada sesuatu yang positif.
Art psychotherapy adalah jenis terapi yang menggunakan seni seperti melukis, musik, sastra dan lainnya sebagai pengobatan, banyak digunakan dalam beberapa gangguan jiwa dan kesehatan mental, bahkan dari hal sederhana saja. Avicenna mengembangkan tiga jenis terapinya sebagai kontribusi dalam Art psychotherapy yaitu, melukis, sastra, dan yang paling ia dalami adalah bagian musik.
Oleh:
Zakia Nazifa
Mahasiswa Prodi Psikologi Islam
IAIN Langsa